Deg. Rasanya udah lama banget ga nulis disini. Eh emang iya, lama banget malah. Hehe *grogi* Enaknya mulai darimana ya? Ok, pertama, selamat tahun baru 2014. Lalu.. Selamat datang derita skripsi yang harus disaat terakhir seperti ini, nyeselnya berasa banget karena ga mau powerfull ditahun kemarin buat kelarin yang namanya skripsi. Emm, supaya isi postingan kali ini agak panjang, jadi mau share tentang review tahun lalu ya. Let's start!
Tahun 2013, gue nobatkan sebagai tahun terpaling banyak deritanya ketimbang beruntungnya. Nah, segitu aja review dari tahun 2013. Kan kata banyak orang kita harus move on, jangan nengok ke belakang. Hahhahaha.
Sekarang serius. Awal tahun 2014, setelah acara nikahan temen SMA sekaligus temen kuliah juga makin ngebuat gue "I really hate Ba*inese Peoples" Why? Karena makin berasa banget dominan dari mereka menilai seseorang dari penampilan luar, dari materi. Gue pernah dapet perlakuan buruk disalah satu tempat makan di pertokoan Udayana cuma gegara dateng dengan tampang kucel. Yaiya lah tampang kucel, secara panas-panasan ngantri buat perpanjang SIM! Tapi itu bukan berarti gue ga mampu beli makanan yang lo jual! Argh. Ga percaya? Silahkan coba sendiri.. Disini gue berpendapat demikian atas kejadian yang gue alami, jadi lo orang Bali yang baca ga usah sok-sok tersinggung. Just open your mind..
Singkatnya begini,
Untuk kalian penghuni Pulau Sebelah, bisa kah sedikit tidak rasis?
Bisa kah kalian mencoba untuk tidak menilai seseorang dari materi?
Bisakah kalian benar-benar tulus dan ramah kepada orang yang tidak lebih berduit daripada kalian?
"Pulau De**ta.. Pulau yang penghuninya ramah-ramah." Kalimat terakhir itu seharusnya dilengkapi dengan "hanya dengan orang berduit."
Sekian.